Minggu, 10 Mei 2015

Stereotip di dalam masyarakat

Hai guys, nama gue Andre Wijaya. Gue umur 23 tahun dan sekarang gue tinggal di Los Angeles, California. Gue sekarang kuliah UCLA dan gue orang chindo, ato bisa dibilang keturunan Cina tapi lahir di Indonesia. Nyokap dan bokap gue keturunan Cina dan orangtua mereka dulu imigran dari Cina terus pindah ke Jakarta. Di sanalah mereka bertemu dan akhirnya berkeluarga. Singkat cerita, waktu gue umur 2 tahun, bokap dan nyokap gue memutuskan untuk pindah ke Amerika karena bokap gue ada urusan bisnis yang penting dan memiliki peluang yang besar yang bisa mempromosikan posisi papaku sebagai manager menjadi direktur perusahaan hotel yang bernama Ibis Hotel. Akhirnya, bokap gue memutuskan untuk pindah bertinggal di Amerika. Gue yang berumur 2 tahun waktu itu ngga ngerti apa-apa dan gue juga ga seberapa ingat masa kecil gue di Amerika. Yang paling gue inget adalah masa-masa SMA. Sejak SMA gue merasa dikucilkan dengan hinaan dan stereotip yang mereka sebut kepadaku setiap hari. Gue merasa kalo gue bukan bagian dari mereka. Beranjak SMA, gue bersekolah di Santa Monica Senior School. Gue kaget melihat begitu banyak orang asia yang bersekolah di sana, namun stereotip terhadap orang Asia, terutama keturunan Cina masih sering terjadi. Ceritanya, suatu hari gue ada ulangan fisika dan hasil dari ulangan tersebut tidak bagus. Waktu ulangan tersebut dibagikan, temen-temen gue langsung lihat nilai gue yang jelek itu dan mengejek gue. Mereka berkata bahwa gue orang cina bodoh dan meragukan ras gue karena orang cina memiliki stereotip pintar dan selalu mendapat nilai A, dan di ulangan ini mereka melihat bahwa gue tidak memiliki sifat tersebut. Gue merasa bahwa keturunan cina inilah yang membuat gue sedih dan kecewa. Gue sampai malu untuk memiliki keturunan cina. Mereka juga pernah mengejek gue dengan memanggil gue "orang cina palsu" karena gue ngga bisa kung-fu dan pakai sumpit. Sejak kecil gue udah pindah ke Amerika dan gue ngga biasa dengan sumpit. Setalah gue lulus SMA, gue sempet bekerja dengan jam tertentu atau "part-time" job saat masa kuliah gue. Gue melamar pekerjaan di toko swalayan bernama "Target" dan akhirnya gue ngga diterima sebagai pelayan di toko tersebut. Namun itu, gue merasa terhina karena manager dari toko tersebut memiliki pandangan yang sempit mengenai gue, orang berketurunan Cina. Gue merasa terhina saat manager tersebut menyampaikan pertanyaan pertama saat wawancara pekerjaan tersebut, yaitu "apakah anda sanggup untuk belajar berbicara bahasa inggris dengan lancar?" Manager tersebut bertanya dengan mukanya yang somobong dan nadanya yang menantang. Setelah gue menjawab "gue orang Amerika, tentulah gue bisa", ia langsung kaget dan tertawa. Ia langsung berkata "elo orang Cina ngga mungkin fasih berbahasa inggirs. Lo memiliki kultur traditional yang kuat dan ngga mungkin menempatkan bahasa inggris untuk menjadi bahasa utamamu, jadi ngga mungkin elo fasih. Elo juga harus ingat bahwa lo berasal dari Cina, bukan Amerika, jadi lo adalah warga imigran di sini. Orang Cina ngga akan pernah dapat dikatakan sebagai "American". Gue merasa terhina dan merasakan diskriminasi di dalam ucapan tersebut. Gue akhirnya mebentaknya dengan bahasa kasar dan ia kembali membentak gue dan berkata "Lo mau apa emangnya? Ini Amerika bukan Cina. Lo ngga terima? Lo mau hajar gue dengan gerakan kung-fu atau ninja-mu? ayo silahkan!" Ia berkata dengan wajah yang tertawa-tawa. Stereotip inilah yang harus dihentikan. Gue merasa bahwa orang Cina direndahkan di mata orang-orang berkulit putih dan stereotip orang cina masih berlaku di negara-negara maju seperti Amerika dan Australia. Kita, orang Cina, mungkin memiliki pandagan yang buruk terhadap negara tersebut, akan tetapi dengan memaki-maki dan mengejek kita dengan stereotip tersebut tidak akan membuat hubungan antar ras menjadi baik. Stereotip tersebut lah yang menghancurkan pandangan orang-orang mengenai orang berketurunan Cina. Tidak semua stereotip tersebut juga benar dan sebaiknya stereotip tersebut dihindarkan dan tidak dijadikan sebagai ejekan atau hinaan. Tidak hanya gue saja yang telah mengalami ejekan stereotip tersebut, namun temen gue yang berketurunan Cina dan tinggal di Australia juga mengalami ejekan stereotip secara tidak langsung. Ceritanya, dia lagi mencari lowongan pekerjaan di internet dan menemukan satu lowongan di toko swalayan yang bernama "Coles". Akan tetapi, lowongan tersebut berkata "Tersedia lowongan bagi petugas kebersihan untuk jadwal malam dan pagi, toko tidak menginginkan pelamar dari India dan Asia, dan harus bisa berbahasa Inggris". Tentulah iklan tersebut memiliki maksud stereotip yang jelas. Iklan tersebut jelas-jelas berkata toko tidak ingin pelamar beretnis India dan Asia, dan tentunya yang dimaksud Asia adalah terutama orang Cina. Mungkin kalian pernah dengar bahwa kita orang Cina memiliki stereotip bahwa kita tidak fasih berbahasa inggris, namun stereotip tersebut tidak benar. Di iklan tersebut dapat dilihat bahwa setelah tertulis tidak ingin pelamar dari India dan Asia,  toko juga ingin orang yang fasih berbahasa inggris. Di kalimat tersebut jelas bahwa terdapat ejekan stereotip bahwa orang Asia, terutama orang Cina pasti tidak fasih dalam berbahsa inggris. Kita tidak boleh memandang orang hanya dengan penampilan fisiknya karena hal tersebut dapat menimbulkan ejekan stereotip yang dapat dilihat terjadi di kasus temen gue ini. Kita harus mengolorkan tangan satu sama lain dalam mendukung dan mewujudkan perdamaian dari ejekan stereotip-stereotip di dunia ini. Stereotip juga memiliki dampak terhadap penilaian dan perliaku sesorang. Dalam mewujudkan perdamaian untuk mengurangi ejekan streotip dalam masyarakat, dapat dilakukan bebarapa cara yaitu dengan memotivasi orang lain untuk tidak berpikir dengan stereotip yang ada, pelatihan atau belajar untuk mengatakan “tidak” pada stereotype, belajar untuk tidak membenci atau menghina orang hanya karena dengan stereotip mereka dengan cara mencegah orang tua dan orang dewasa lainnya untuk melatih anak mereka agar tidak mengikut stereotip yang terdapat di masyarakat dan juga dengan cara membuka pikiran dan diri kita sendiri terhadap segala kesempatan untuk berkenalan dan berteman dengan berbagai etnis. Gue hanya ingin menyampaikan bahwa stereotip terhadap etnis tertentu telah menimbulkan berbagai macam masalah di masyarakat kita. Stereotip telah menghancurkan kebersamaan antar masyarkat. Stereotip telah mengucilkan beberapa masyarakat. Stereotip telah memperbedakan perlakuan dan pandangan masyarakat terhadap etnis tertentu. Dengan itu, mari kita hentikan ejekan dan penghinaan stereotip untuk mewujudkan perdamaian antar ras, antar masyarakat, antar bangsa.